KAJIAN PENERAPAN GOOD AGRICULTURAL PRACTICES (GAP) BAWANG MERAH DI NGANJUK DAN PROBOLINGGO

Authors

  • Baswarsiati Baswarsiati Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur
  • Chendy Tafakresnanto Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur

DOI:

https://doi.org/10.31328/ja.v13i2.1206

Keywords:

bawang merah, GAP, Nganjuk, penerapan, Probolinggo, application, shallots

Abstract

ABSTRAKEra pasar bebas menghendaki produk yang aman konsumsi, bermutu dan diproduksi secara ramah lingkungan dengan harga yang relatif murah (bersaing). Kondisi ini mengharuskan adanya langkah kongkrit di tingkat petani/pelaku usaha, agar mampu memenuhi tuntutan tersebut. Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan untuk mendukung hal tersebut adalah penerapan good agricultural practices (GAP). Untuk melakukan kajian penerapan GAP bawang merah, maka dilaksanakan pendampingan di kelompok tani dan demoplot di Desa Watu Wungkuk, Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo dan Desa Sukorejo, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk. Kegiatan  dilaksanakan pada Januari-Desember 2016.  Hasil tanaman bawang merah yang menggunakan pupuk organik 10 ton/ha ditambah Trichocompos mampu menekan serangan Fusarium sp.  Dengan menerapkan GAP maka produksi bawang merah meningkat sekitar 8-10 % dibandingkan cara budidaya eksisting. Hasil analisa usahatani bawang merah dengan pengendalian hama menggunakan insektisida kimia menghasilkan B/C 2,55, dengan lampu perangkap menghasilkan B/C 2,76 dan dengan kelambu kasa menghasilkan B/C 2,7. ABSTRACTThe free market requires products that are safe for consumption, quality and environmentally friendly at a relatively cheap price (competitive). This condition requires concrete steps at the level of farmers/business, in order to meet these demands. One of the activities that can be done to support this is the application of Good Agricultural Practices (GAP). To study the application of shallot GAP in the form of assistance in farmer groups and demonstration plots in Watu Wungkuk village, Dringu sub-district, Probolinggo district and Sukorejo village, Rejoso sub-district, Nganjuk district. The activity was carried out from January-December 2015. The shallot plant using 10 tons/ha of organic fertilizer plus Trichocompos was able to suppress Fusarium sp. By applying GAP, the production of shallots increases at around 8-10% compared to existing methods of cultivation. The results of analysis of shallot farming with pest control using chemical insecticides produced B/C 2.55, with trap lights producing B/C 2.76 and with gauze nets producing B/C 2 

References

Baswarsiati, L. Rosmahani, E. Korlina, E.P. Kusumainderawati dan D. Rachmawati. 1998. Pengkajian Paket Teknologi Budidaya Bawang Merah di Luar Musim. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Komoditas Unggulan. BPTP Jawa Timur.

__________. 2009. Penerapan Teknologi Maju Budidaya Bawang Merah. Baswarsiati.wordpress.com. 24 April 2009.

__________. 2010. Tiga Varietas Unggul Bawang Merah Hasil Kajian Bptp Jawa Timur. Badan Litbang Pertanian. BPTP Jawa Timur. http://baswarsiati.wordpress. com/2009/04/30/tiga-varietas-unggul-bawang-merah-hasil-kajian-bptp-jawa-timur/ Accessed date: April 17th, 2015.

___________, T. Siniati, E. Korlina, Abu. 2012. Teknologi maju budidaya bawang merah sesuai GAP (Good Agriculture Practices). Brosur BPTP Jawa Timur.

____________, E. Korlina, D. Rahmawati, Z. Arifin, F.N. Azis, S.Z. Saadah, S. Fatimah. 2015. Kajian teknologi bawang merah dan cabai rawit merah ramah lingkungan pada lahan kering. Laporan Pengkajian. BPTP Jawa Timur (belum dipublikasi).

____________, E. Korlina, C. Tafakresnanto, D.P. Saraswati. 2016. Rekomendasi Teknologi Spesisifik Lokasi Budidaya Bawang Merah di Jawa. Timur. BPTP Jatim.

Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur. 2014. Laporan Tahunan 2013.

Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur. 2015. Laporan Tahunan 2014.

Dinas Pertanian Kabupaten Nganjuk. 2015. Profil bawang merah di Kabupaten Nganjuk.

Dinas Pertanian Kabupaten Probolinggo. 2015. Profil bawang merah di Kabupaten Probolinggo.

Direktorat Jenderal Hortikultura. 2012. Laporan Tahunan 2011. Kementerian Pertanian. Jakarta.

Direktorat Jenderal Hortikultura. 2014. Pedoman Teknis Kegiatan Pengembangan Sayuran Dan Tanaman Obat Tahun 2014.

Duriat, A.S, T. Soetiarso, L. Prabaningrum. 1997. Penerapan Pengendalian Hama Penyakit Terpadu pada Bawang Merah, Puslitbanghortikultura.

Hadisoeganda, W.W., E. Wuryaningsih dan T.K. Moekasan. 1995. Penyakit dan hama bawang merah dan cara pengendaliannya. Dalam. Teknologi Produksi bawang merah. Puslitbanghort. Balitbangtan.Jakarta Hal 57 – 73.

Kementerian Pertanian. 2014.Rencana aksi Bukit Tinggi (Peningkatan Produksi Pangan)Bawang Merah dan Cabai, Kementerian Pertanian Direktorat Jenderal Hortikultura, disampaikan pada acara Raker Pendampingan Program Strategis Kementan 26-29 Januari 2014 di Bogor.

Moekasan, T, L. Prabawaningrum, N. Gunadi, T. Adiyoga. 2010. PTT cabai merah dan bawang merah, Puslitbanghortikultura.

Moekasan, T.K., R.S. Basuki, dan L. Prabaningrum. 2012. Penerapan ambang pengendalian organisme pengganggu tumbuhan pada budidaya bawang merah dalam upaya mengurangi penggunaan pestisida. J. Hort. 22 (1): 47-56.

Moekasan, T.K, Setiawati, W, Hasan, F., Runa, R, dan Somantri, A. 2013. Penetapan ambang pengendalian Spodoptera exigua pada tanaman bawang merah menggunakan feromonoid seks. J. Hort. 23(1):80-90.

Rosmahani, L., E. Korlina, Baswarsiati dan F. Kasijadi. 1998. Pengkajian tehnik pengendalian terpadu hama dan penyakit penting bawang merah tanam di luar musim. Eds. Supriyanto A.dkk. Prosid. Sem.Hasil Penelitian dan Pengkajian Sisitem Usahatani Jawa Timur. Balitbangtan. Puslit Sosek Petanian. BPTP Karangploso. 116-131.

____________, Soeyamto, E. Korlina, Baswarsiati. 2001. Identifikasi dan saran pemecahan permasalahan hama ulat bawangmerah di Kab. Probolinggo. Lap. Hasil survey BPTP Jatim. Belum dipublikasi. 6 hal.

Sastrosiswoyo, S. 1996. Sistem Pengendalian Hama Terpadu dalam Menunjang Agribisnis Sayuran. Prosiding Seminar Nasional Komoditas Sayuran. Eds. Duriat, A.S dkk. Balai Penelitian Tan. Sayuran Bekerjasama dengan PFI Komda Bandung dan CIBA Plant Protection. 15 hal.

Setiawati, W dan B.K. Udiarto. 2005. Pengendalian hama penting pada tanaman bawang merah dan pengendaliannya. Pelatihan TOT bawang merah. Balitsa Lembang.

Soetiarso, TA 2009. Teknologi inovatif bawang merah dan pengembangannyaâ€. Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Inovasi Pertanian Lahan Marginal, hlm 293-324.

Sumarni, N dan R. Rosliani. 1995. Ekologi bawang merah . Dalam Teknologi produksi bawang merah. Eds. Soenaryono, H. Dkk. Puslitbanghort, Litbang Pertanian. Jakarta. 12-17.

Udiarto, BK, Setiawati, W & Suryaningsih, E. 2005. Pengenalan hama dan penyakit pada tanaman bawang merah dan pengendaliannya. Panduan teknis PTT bawang merah No 2. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Bandung.

Downloads

Additional Files

Published

2019-12-20

Issue

Section

Articles