VALUASI EKONOMI DAMPAK KONVERSI LAHAN PERTANIAN DI PINGGIRAN KOTA YOGYAKARTA

Authors

  • Senthot Sudirman

DOI:

https://doi.org/10.31328/ja.v6i1.134

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menghitung kerugian ekonomi secara kuantitatif atas hilangnya lahan-lahan pertanian dan usahatani di pinggiran Kota Yogyakarta sebagai akibat dari terjadinya konversi menjadi bangunan. Antara titik tahun 1996 dan 2006. Analisis secara digital Citra Satelit Landsat TM tahun 1996 dan 2006 digunakan sebagai cara untuk mengumpulkan data penggunaan lahan. Teknik analisis overlay peta secara digital menggunakan software Argis versi 9.30 digunakan untuk menganalisis luas dan lokasi konversi lahan pertanian menjadi bangunan yang terjadi. Pendapatan usahatani, Nilai Willingness to Pay (WTP), dan Willingness to Accept masing-masing digunakan untuk mempresentasikan Nilai Guna Langsung (NGL), Nilai Guna Tidak Langsung (NGTL) dan Nilai Non Guna (NNG) dari keberadaan lahan perrtanian dan usahatani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (a) antara titik waktu tahun 1996 dan 2006 di pinggiran Kota Yogyakarta telah terjadi konversi lahan pertanian menjadi bangunan seluas7.514,77 ha, seluas 3.651,26 ha terjadi di bagian wilayah Sleman dan sisasnya seluas 3.863,50 ha terjadi di bagian wilayah Bantul, (b) Nilai Guna Langsung yang hilang sebagai akibat konversi lahan pertanian sebesar 25,495 milyar rupiah terdiri dari Sleman sebesar 28,69 milyar rupiah dan dari Bantul sebesar 54,189 milyar rupiah, yang berasal dari sawah dan tegalan sebesar 32,282 milyar rupiah dan dari pekarangan sebesar 21,808 milyar rupaih, (c) Nilai Guna Tidak Langsung yang hilang akibat konversi lahan pertanian sebesar 1,561milyar rupiah dengan rincian dari Sleman sebesar 1,049 milyar rupiah dan dari Bantul sebesar 0,511 milyar rupiah dimana kehilangan NGTL di ZDRR paling besar disusul di ZLRR dan kemudian di ZJRR, (d) Nilai Non Guna yang hilang akibat konversi sebesar 22,298 milyar rupiah dengan rincian dari Sleman sebesar 10,803 milyar rupiah dan dari Bantul sebesar 11,495 milyar rupiah dimana NNG di ZLRR paling tinggi disusul di ZDRR dan kemudian di ZJRR, (e) Nilai Ekonomi Total (NET) yang hilang akibat konversi sebesar 78,05 milyar rupiah dengan rincian dari Sleman sebesar 37,35 milyar rupiah dan dari Bantul sebesar 40,70 milyar rupiah dimana NET di ZJRR paling tinggi disusul di ZLRR dan kemudian di ZDRR, (f) Kehilangan nilai-nilai ekonomi tersebut akan semakin besar bersama peningkatan luas lahan pertanian yang dikonversi menjadi bangunan sebagai fungsi ruang san waktu.   Kata kunci : Konversi, valuasi ekonomi, pinggiran kota, dampak

Downloads

Published

2012-05-10

Issue

Section

Articles