MEDIA CAMPURAN BIOCHAR SEKAM PADI DAN PUPUK ORGANIK SEBAGAI MEDIA TANAM VERTIKULTUR PADA TANAMAN SELADA KERITING
DOI:
https://doi.org/10.31328/ja.v16i1.2172Keywords:
biochar sekam padi, pupuk organik, selada keriting, rice husk biochar, curly lettuce, organic fertilizerAbstract
ABSTRAKSelada keriting merupakan salah satu komoditi hortikultura yang memiliki prospek yang cukup stabil. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk Indonesia, maraknya alih fungsi lahan menjadi pemukiman menyebabkan ketersediaan lahan pertanian berkurang, sehingga hasil produktivitas sayuran juga mengalami penurunan. Merujuk pada permasalahan ini, vertikultur dapat menjadi alternatif bercocok tanam pada lahan yang sempit. Komposisi media tanam sistem vertikultur yang sesuai dengan syarat tumbuh tanaman akan berpengaruh pada kualitas produksi tanaman. Media tanam dari biochar sekam padi dapat dijadikan sebagai bahan pembenah tanah dalam upaya rehabilitasi lahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui takaran biochar sekam padi yang cocok sebagai campuran media vertikultur dan dosis pupuk petroganik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman selada keriting. Penelitian ini dilaksanakan Desember 2019 sampai Maret 2020 di Kelurahan Tlogomas, Kota Malang. Rancangan percobaan yang digunakan ialah RAK Faktorial yang terdiri dari dua faktor dan diulang 3 kali. Faktor pertama biochar sekam padi (A) terdiri atas 3 taraf yaitu 0 g/paralon, 4000 g/paralon dan 8000 g/paralon dan faktor kedua petroganik (P) terdiri dari 3 taraf yaitu 0 g/tan, 1 g/tan dan 2 g/tan. Variabel pengamatan yang diamati yaitu tinggi tanaman, luas daun, berat segar total. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan selada keriting terbaik pada parameter luas daun diperoleh pada perlakuan A1P2 dengan total luas daun 5.97 cm2 pada umur 2 Minggu Setelah Tanaman (MST), tinggi tanaman terbaik pada perlakuan A1P1 yaitu 16.36 cm. Bobot segar total tanaman selada keriting terbaik diperoleh pada perlakuan biochar sekam padi 4 kg (A1) dengan rerata berat segar total tanaman 17.05 g/tan. ABSTRACTCurly lettuce is a horticultural commodity that has a fairly stable prospect. Along with the increasing number of Indonesia's population, the conversion of land functions into settlements causes the availability of agricultural land to decrease, so that the yield of vegetable productivity also decreases. Referring to this problem, verticulture can be another alternative to farming on a narrow land. The composition of the verticulture system planting media in accordance with the requirements for plant growth will affect the quality of plant production. Growing media from rice husk charcoal can be used as a soil amendment material to rehabilitate land. This study aims to determine the appropriate dose of husk charcoal suitable as a mixture of verticultural media and the dose of petroganic fertilizer on the growth and yield of curly lettuce. This research was conducted in December 2019 to March 2020 in the Tlogomas Village, Malang. The experimental design used was a Factorial Random Block Design which consisted of two factors and was repeated 3 times. The first factor is rice husk biochar (A) consisting of 3 levels, namely 0 g/paralon, 4000 g/paralon and 8000 g/paralon and the second petroganic factor (P) consists of 3 levels, namely 0 g/tan, 1 g/tan and 2 g/tan. The observed variables were plant height, leaf area, total fresh weight. The results showed that the best growth of curly lettuce on leaf area parameters was obtained in treatment A1P2 with a total leaf area of 5.97 cm2 at 2 weeks after planting (MST), the best plant height in treatment A1P1 was 16.36 cm. The best total fresh weight of curly lettuce was obtained in the treatment of rice husk biochar 4 kg (A1) with an average plant fresh weight of 17.05 g/tanÂReferences
Aini, R, S. Yaya dan M.N. Hana. 2010. Penerapan Bionutrien KPD pada tanaman selada keriting (Lactuca sativavar. crispa). Jurnal Sains dan Teknologi Kimia. 1(1): 73-79.
Annisava, A.R., L. Anjela, dan B. Solfan. 2014. Respon Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) terhadap Pemberian Beberapa Dosis Bokashi Sampah Pasar dengan Dua Kali Penanaman Secara Vertikultur. J. Agroteknologi. 5 (1): 17-24.
Djamaan, D. 2006. Pemberian bahan organik (pupuk kandang, sekam) dan pupukan organik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman selada (Lactuca sativa L.). Prosiding Peternakan. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat. 286-289.
Kusmarwiyah, R. dan S. Erni. 2011. Pengaruh Media Tumbuh dan Pupukorganik Cair terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Seledri (Apium graveolens L.). J. Crop Agro. 4(2): 7-12.
Lukman, L. 2011. Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran Secara Vertikultur. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Bandung.
Mas’ud, H. 2009. Sistem Hidroponik dengan Nutrisi dan Media Tanam Berbeda Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Selada. J. Media Litbang Sulteng. 2 (2): 131–136.
Makaruku, M.H. 2015. Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) terhadap Pemberian Pupuk Organik. J. Agroforestri. X (3): 239-246.
Irawan, A. dan Y. Khafiar. 2015. Pemanfaatan Cocopeat dan Arang Sekam Padi sebagai Media Tanam Bibit Cempaka Wasian (Elmerriliaovalis). Pros. Semnas Masyarakat Biodiversitas Indonesia. 1(4): 805-808.
Septiani, D. 2012. Pengaruh Pemberian Arang Sekam Padi terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens). Seminar PS. Hortikultura, Universitas Politeknik Negeri Lampung.
Supriyanto dan F. Fiona. 2010. Pemanfaatan Arang Sekam untuk Memperbaiki Pertumbuhan Semai Jabon (Anthocephalus cadamba (Roxb.) Miq.) pada Media Subsoil. J. Silvi kultur Tropika. 01 (01): 24–28.