GERAKAN PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PADI OLEH DINAS PERTANIAN KETAHANAN PANGAN DAN PERIKANAN KABUPATEN KLATEN
DOI:
https://doi.org/10.31328/ja.v15i1.2383Keywords:
Kata Kunci, hama, Klaten, padi, penyakit, PHT, disease, paddy, pest, IPM,Abstract
ABSTRAKDinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan (DPKPP) Kabupaten Klaten merupakan kedinasan dengan salah satu tupoksi tugas menyelenggarakan pengendalian hama penyakit pada tanaman pangan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui cara pengendalian hama dan penyakit pada tanaman padi di Kabupaten Klaten. Penelitian dilakukan pada 4 Januari - 4 April 2021 di wilayah Kabupaten Klaten dengan metode praktik, wawancara dan studi pustaka. Hama dan penyakit utama tanaman padi di Kabupaten Klaten ialah: penggerek batang, tikus, wereng batang coklat, blas, dan BLB. Gerakan pengendalian hama dan penyakit tanaman di Kabupaten Klaten mendukung empat konsep utama PHT dipelopori oleh Petugas Pengamat Organisme Pengganggu Tanaman – Pengamat Hama Penyakit (POPT PHP) dengan melakukan Gerakan pengendalian (gerdal) melalui koordinasi bersama Petugas Penyuluh Lapang (PPL) dan kelompok tani setempat. Gerakan pengendalian yang dilakukan dominan menggunakan pestisida kimia dengan berbagai macam bahan aktif tergantung dari hama dan penyakit yang dituju. Selain pestisida kimia juga digunakan agensia hayati seperti Beauveria bassiana untuk menangani hama wereng batang coklat dan penggerek batang dan Tricodherma untuk mengatasi penyakit blas. Selain melakukan gerdal DPKPP juga melaksanakan penyuluhan dan mengadakan program Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) bagi petani serta memberikan bantuan bibit padi guna mendukung konsep PHT budidaya tanaman sehat.  Gerdal yang dilakukan DPKPP Kabupaten Klaten sudah mendukung empat konsep utama Pengendalian Hama Terpadu (PHT) tetapi masih banyak menggunakan pestisida kimia serta minim pemanfaatan musuh alami seperti melakukan penanaman refugia maupun pembuatan rumah burung hantu (RUBUHA). ABSTRACTDepartment of agriculture, food security, and fisheries (DPKPP) Klaten district is an agency to organize controlling of crops pest. The purpose of this research is to determine how to control paddy pest and disease in klaten regency. This research was conducted in January 4th – March 4th in Klaten Regency using praxis, interview, and literature review method. There are five main pests and diseases in Klaten regency, which are: stem borer, rat, brown plant hopper, blas, and BLB. Pests and plant diseases control in Klaten Regency is carried out by Plant Pest Organism Obervers-Pest Disease Observers (POPT-PHP) by doing movement control through coordination with field extension officer and local group farmers. Movement control has supported four main concepts of integrated pest management (IPM) but still using a lot of pesticide. The control movement dominantly using chemical pesticides with many variety of active ingredients depend on what pest and disease which became the target. Besides chemical pesticide, biological agents are also used such as Beauveria bassiana to handle brown plant hopper and stem borer, and Tricodherma to handle blas disease. Besides movement control, DPKPP also perform counselling, organizing Integrated Field Pest Control School (SPLHT) program for farmers and provide seeds assistance to support PHT concept which is cultivating healthy plants. Movement control conducted by DPKPP Klaten district has supported four main concepts of PHT but still using many chemical pesticide and lack of utilization of natural enemies like refugia planting and owl house building (RUBUHA)References
Anonim. 2020a. Statistik Indonesia 2020. Jakarta: Badan Pusat Statistik Indonesia.
Anonim. 2020b. Provinsi Jawa Tengah dalam Angka 2020. Semarang: Badan Pusat Statistik Jawa Tengah.
Baco, D. 2011. Pengendalian Tikus pada Tanaman Padi Melalui Pendekatan Ekologi. Sulawesi Selatan: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian.
Prakosta, A.B.J., Y. Prasetyo, dan Hani`ah. 2017. Analisis Tingkat Produksi Padi dan Perhitungan Logistik Pangan Berdasarkan Metode EVI (Enhanced Vegetation Index) dan NDVI (Normalized Difference Vegetation Index) Menggunakan Citar Sentinel-2 Tahun 2016. Jurnal Geodesi Undip. 6(4) : 263-273
Jayanti, M. 2011. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Petani Padi Sawah Menggunakan Benih Menurut Sumber Benih. Skripsi Program Studi Agribisnis. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Manueke, J., B. H. Assa, dan A. E. Pelealu. 2017. Rekomendasi Teknologi Pengendalian Hama Secara Terpadu (PHT) Hama Tanaman Padi Sawah (Oryza sativa) di Desa Makalonsow Kecamatan Tondano Timur Kabupaten Minahasa. Jurnal LPPM Bidang Sains dan Teknologi. 4(1) : 23-34.
Mariyono J. 2006. Kontribusi Pengendalian Hama Terpadu pada Penurunan Penggunaan Pestisida: Kasur Produksi Padi di Yogyakarta. Jurnal Matematika, Sains, dan Teknologi. 7 (2):128-138.
Pasaribu, A. F., S. F. Ayu, dan H. Hasyim. 2017. Evaluasi Progam Penyuluhan Pengendalian Hama Terpadu (PHT) terhadap Produksi dan Pendapatan Petani Padi Sawah. Medan: Universitas Sumatera Utara.
Ratnasih, Y. U., E. Lestari, dan D. Padmaningum. 2020. Hubungan antara Karakteristik Petani dengan Persepsi Petani Terhadap Inovasi Penerapan Burung Hantu Tyto Alba sebagai Pengendali Hama Tikus Studi Kasus Desa Gempol Kecamatan Karanganom Kabupaten Klaten. Journal of Agicultural Extension. 44 (1) : 66.
Sopiaelena. 2018. Pengendalian Hayati dengan Memberdayakan Potensi Mikroba. Samarinda: Mulawarman University Press.
Siregar, E. S. dan F. E. Nasution. 2019. Peranan Pola Pengairan dan Metode Pengendalian Hama Tikus (Rattus argentiventer) terhadap Produksi Padi Sawah. Agohita Jurnal Agoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan. 4 (2) : 44-52.
Widodo, S.B. 2000. Burung Hantu, Pengendali Tikus Alami. Yogyakarta: Kanisius.
Wilyus, Y. R, dan W. Yunita. 2016. Pengendalian Hama Terpadu (PHT) Biointensif Pada Tanaman Padi di Desa Senaning. Jurnal Karya Abdi Masyarakat. 1 (1): 35-42.
Wulanjari, M. E., E. Iriani, dan K. Anwar. 2007. Pelaksanaan Pengelolaan Hama terpadu (PHT) Padi di Desa Kluwan, Kecamatan Penawangan, Kabupaten Gobogan. Jurnal Ilmiah ESAI. 4 (1).