EVALUASI TIGA GENOTIPE CABAI RAWIT DI DESA TAWANGARGO, KABUPATEN MALANG
DOI:
https://doi.org/10.31328/ja.v16i2.4252Keywords:
adaptasi, genotipe, cabai rawit, normalitas, adaptation, genotype, cayenne pepper, normality, Tawangargo,Abstract
ABSTRAKCabai rawit (Capsicum frutescens L.) merupakan tanaman hortikultura penting. Produktivitas cabai rawit terus meningkat, tetapi masih di bawah potensi hasilnya. Alternatif untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas cabai rawit adalah dengan perakitan varietas unggul. Varietas unggul dapat dirakit apabila tersedia plasma nutfah atau sumberdaya genetik yang mempunyai karakter unggul dan sesuai dengan sifat yang diiinginkan. Untuk mendapatkan genotipe unggul perlu dilakukan evaluasi penampilan tanaman dari beberapa genotipe yang telah dikumpulkan. Karakter-karakter genotipe tanaman yang akan dievaluasi setidaknya memiliki 1 keunggulan dibandingkan varietas hibrida yang sudah ada. Pada cabai rawit karakter genotipe yang diamati di antaranya adalah tinggi tanaman, diameter batang, lebar tajuk, umur berbunga, umur panen, jumlah buah per tanaman, bobot per buah, bobot buah per tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui genotipe cabai yang memiliki stabilitas dan adaptasi spesifik wilayah terhadap hasil dan komponen hasilnya. Penelitian dilaksanakan di Desa Tawangargo Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang pada 3 genotipe cabai rawit. Data dianalisa dengan uji normalitas untuk mengetahui apakah data variabel berdistribusi normal atau tidak. Hasil penelitian menunjukkan. Pada 3 genotipe yang diamati, data tinggi tanaman, diameter batang, lebar tajuk, saat berbunga, saat panen, jumlah buah, bobot/buah dan bobot buah/tanaman semuanya terdistribusi secara normal dan tidak terdapat data pencilan. Tiga genotipe cabai rawit memiliki morfologi yang seragam pada karakter posisi bunga dan bentuk buah, bentuk pangkal buah, dan warna buah saat matang. Genotipe A04 memiliki umur berbunga dan umur panen yang paling cepat selain itu A04 memiliki keunikan pada warna buah muda yang berwarna ungu. Genotipe A04 memiliki bobot/buah tertinggi dibandingkan 2 genotipe lainnya. ABSTRACTCayenne pepper (Capsicum frutescens L.) is an important horticultural crop. Its productivity continues to increase, but the yield still below than the potential. An alternative to increase the productivity and quality of cayenne pepper is to produce high-yielding varieties. Superior varieties can be assembled if germplasm or genetic resources are available that have superior characters and are in accordance with the desired traits. To obtain superior genotypes, it is necessary to evaluate the appearance of the plants from several genotypes that have been collected. The plant genotype characters to be evaluated have at least 1 advantage over existing hybrid varieties. In cayenne pepper, the genotypic characters observed included plant height, stem diameter, crown width, flowering age, harvesting age, number of fruits per plant, weight per fruit, fruit weight per plant. This study aims to determine chili genotypes that have region-specific stability and adaptation to yield and yield components. The research was conducted in Tawangargo Village, Karangploso District, Malang Regency on 3 genotypes of cayenne pepper. Data were analyzed by normality test to find out whether the variable data is normally distributed or not. The results showed that For the 3 genotypes observed, data on plant height, stem diameter, crown width, time of flowering, time of harvest, number of fruit, fruit/fruit weight and fruit/plant weight were all normally distributed and there were no outlier data. The three cayenne pepper genotypes had uniform morphology in terms of flower position and fruit shape, fruit base shape, and fruit color when ripe.Genotype A04 has the fastest flowering and harvesting ages besides A04 is unique in its young fruit color which is purple. Genotype A04 had the highest weight/fruit compared to the other 2 genotypes.References
Arif, A. Bin, Sujiprihati, S., & Syukur, M. 2016. Pewarisan Sifat Beberapa Karakter Kualitatif pada Tiga Kelompok Cabai. Buletin Plasma Nutfah. 17 (2): 73-79
Bank Indonesia. 2017. Pola Pembiayaan Usaha Kecil Menengah Usaha Budidaya Cabai. Departemen Pengembangan Akses Usaha.
Chesaria, N., Sobir, ., & Syukur, M. 2018. Analisis Keragaan Cabai Rawit Merah (Capsicum frutescens) Lokal Asal Kediri dan Jember. Buletin Agrohorti. 6 (3) : 388-396
Dewi, M. S., Soetopo, L., & Ardiarini, N. R. 2017. Karakteristik Agronomi 14 Famili F5 Cabai Merah (Capsicum annum L.) di Dataran Menengah. Jurnal Produksi Tanaman. 5 (11): 1905-1910.
Direktorat Jenderal Hortikultura. 2011. Statistik Produksi Hortikultura Tahun 2010. Kementeria, Jakarta.
Gomez, K. A., & Gomez, A. A. 1995. Prosedur Statistik Untuk Penelitian Pertanian. UI Press.
Harpenas, A., & Darmawan, R. 2010. Budidaya Cabai Unggul. Penebar Swadaya.
IPGRI. 1995. Descriptors for Capsicum (Capsicum spp). International Plant Genetic Resource Institute.
Jogi, M. Y., Madalageri, M. B., Ganiger, V. M., Bhuvaneswari, G., Patil, H. B., & Kotikal, Y. K. 2013. Character association and path analysis studies in green chilli (Capsicum annuum L.). International Journal of Agricultural Sciences. 30 (2): 369-73
Kusmanto, ., Ritonga, A. W., & Syukur, M. 2015. Uji Daya Hasil Sepuluh Galur Cabai (Capsicum annuum L.) Bersari Bebas yang Potensial Sebagai Varietas Unggul. Buletin Agrohorti. 3 (2): 154-159
Rahajeng, W., Indriani, F. C., Restuono, J., & Purwono. 2018. Karakter Morfologi dan Agronomi Klon-Klon Harapan Ubi Jalar. Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang Dan Umbi, 3(1), 530–539.
Silitonga, T. S., & Risliawati, A. 2016. Pembentukan Koleksi Inti Plasma Nutfah Padi. Buletin Plasma Nutfah. 19 (2): 61-72
Syukur, M., Sujiprihati, S., & Yunianti, R. 2018. Teknik Pemuliaan Tanaman (Edisi Revisi). Penebar Swadaya.
Taolin, C. 2019. Efek Antimikroba Capsaicin. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada. 2 (10): 212-216.