UPAYA PENINGKATAN SERAPAN UNSUR HARA DAN HASIL BAWANG MERAH DI INCEPTISOLS MALANG MELALUI OPTIMALISASI DOSIS PUPUK MAJEMUK
DOI:
https://doi.org/10.31328/ja.v17i1.4574Keywords:
bawang merah, pH, pupuk majemuk, serapan hara, Allium cepa, shallot, compound fertilizer, nutrient uptakeAbstract
ABSTRAKKabupaten Malang termasuk salah satu wilayah penghasil bawang merah terbesar di Jawa Timur pada tahun 2012-2019. Luas panen bawang merah di propinsi Jawa Timur pada tahun 2019 mencapai 42.962 hektar. Produksi bawang merah mengalami peningkatan, namun produktivitas bawang merah nasional masih tergolong rendah. Hal ini diduga akibat rendahnya kesuburan tanah maupun pemupukan yang kurang tepat. Upaya peningkatan produksi dapat dilakukan dengan aplikasi pupuk majemuk. Penelitian dilakukan di lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya di Kelurahan Jatimulyo, Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. Penelitian dirancang menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) terdiri dari 8 perlakuan yaitu M0 (kontrol), M1 (100% pupuk dasar), M2 (50% pupuk majemuk), M3 (75% pupuk majemuk), M4 (100% pupuk majemuk), M5 (125% pupuk majemuk), M6 (150% pupuk majemuk) dan M7 (200% pupuk majemuk) dengan 3 kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pupuk majemuk NPS (16:20:16) mempengaruhi pertumbuhan tanaman (panjang dan jumlah daun), produksi bawang merah (diameter umbi, bobot basah dan bobot kering umbi), dan serapan unsur hara tanaman. Pupuk majemuk NPS (50%-200%) tidak mempengaruhi pertumbuhan bawang merah, tetapi mempengaruhi produksi umbi bawang merah dan serapan N serta K. Pupuk majemuk NPS dosis 200% (setara 550 kg/ha) mampu meningkatkan produksi umbi bawang merah yang lebih banyak dibandingkan dengan dosis 50% dan 150% (setara 137,5 kg/ha dan 412,5 kg/ha). Pupuk majemuk NPS dosis 200% menurunkan pH tanah. ABSTRACTMalang Regency is one of the largest shallot producing regions in East Java in 2012-2019. The shallot harvested area in East Java province in 2019 reached 42,962 hectares. Shallot production has increased, but the national shallot productivity is still relatively low. This is thought to be due to low soil fertility and inappropriate fertilization. Efforts to increase production can be done with the application of compound fertilizers. The research was conducted in the experimental field of the Faculty of Agriculture, University of Brawijaya in Jatimulyo Village, Lowokwaru District, Malang City. The study was designed using a randomized block design (RBD) consisting of 8 treatments, namely M0 (control), M1 (100% basic fertilizer), M2 (50% compound fertilizer), M3 (75% compound fertilizer), M4 (100% compound fertilizer) , M5 (125% compound fertilizer), M6 (150% compound fertilizer) and M7 (200% compound fertilizer) with 3 replications. The results showed that NPS compound fertilizer (16:20:16) affected plant growth (length and number of leaves), onion production (tuber diameter, tuber fresh and dry weight), and plant nutrient uptake. NPS compound fertilizer (50%-200%) does not affect shallot growth, but affects shallot bulb production and N and K uptake. NPS compound fertilizer dose of 200% (equivalent to 550 kg/ha) can increase shallot bulb production which is more than the doses of 50% and 150% (equivalent to 137.5 kg/ha and 412.5 kg/ha). The NPS compound fertilizer at a dose of 200% lowers soil pH.References
Abdissa, Y., T. Tekalign dan L. M. Pant. 2011. Growth, Bulb Yield and Quality of Onion (Allium cepa L.) as Influenced by Nitrogen and Phosphorus Fertilization on Vertisol I. Growth Attributes, Biomass Production, and Bulb Yield. African J. of Agriculture. 6(14): 3253- 3258.
Aryati, D dan Y. Nirwanto. 2020. Pengaruh Dosis Pupuk Kalium dan Jarak Tanam Terhadap Intensitas Serangan Hama Ulat Bawang (Spodoptera exiqua) dan Pertumbuhan Bawang Merah (Allium cepa Var. Aggregatum). Media Pertanian. 5(2):81-90.
Asandhi, A. A., N. Nurtika dan N. Sumarni. 2005. Optimasi Pupuk dalam Usaha Tani LEISA Bawang Merah di Dataran Rendah. J. Penelitian UNIB. 15(3): 199-207.
Badan Pusat Statistik. 2018. Produktivitas Bawang Merah. https://www.pertanian.go.id. Diakses 8 Februari 2022.
Badan Pusat Statistik. 2020. Produksi Tanaman Sayuran. 2020. https://www.bps.go.id/indicator/55/61/1/produksi-tanaman-sayuran.html. Diakses 8 Februari 2022.
Balai Penelitian Tanah (Balitanah). 2009. Petunjuk Teknis Analisis Kimia Tanah, Tanaman, Air, dan Pupuk. Balai Penelitian Tanah. Bogor.
Djaenudin, D., H. Marwan., H. Subagjo dan A. Hidayat. 2011. Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan untuk Komoditas Pertanian. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian. Badan Litbang Pertanian Bogor.
Gunadi, N. 2009. Kalium Sulfat dan Kalium Klorida sebagai Sumber Pupuk Kalium Tanaman Bawang Merah. Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Lembang. Bandung. Jurnal Hortikultura. 19(2): 174-185.
Hamady, M. M. E. 2017. Growth and Yield of Onion (Allium cepa L.) as Influenced by Nitrogen and Phosphorus Fertilizer Level. Canadian Journal of Agriculture and Crops. 2(1): 24-31.
Hanafiah. 2008. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo Press. Jakarta.
Hartati, T. M., S. Nuryani, H. Utami, dan M. Nurudin. 2020. Effect of Cow Manure and KCl on Changes in Soil Properties and Growth of Nutmeg (Myristica fragrans Houtt) in Inceptisol Galela. Advances in Engineering Research. 194.
Katrin, N., Nurbaiti dan Murniati. 2021. Pengaruh Pemberian Giberelin dan Pupuk Kalium terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.). J. Dinamika Pertanian. 37(1): 37-46.
Lingga, P dan Marsono. 2001. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta.
Masjkur, M. 2007. Analisis Biplot Status Kesuburan Tanah. Forum Statistika dan Komputasi. (12)1: 24-29.
Mayang, H. 2012. Serapan Hara N, P dan K Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Dutohe Kabupaten Bone Bolango. J. Agroteknotropika. 1(2): 101-108.
Mindari, W., B. Wisnu Widjajani dan R. Priyardarsini. 2018. Kesuburan Tanah dan Pupuk. Gosyen Publishing. Yogyakarta.
Pradana, B. S. dan R. Suntari. 2019. Efek Aplikasi Kompos Sampah dan Kotoran Kambing Terhadap Serapan Unsur Hara Kalium dan Hasil Tanaman Bawang Merah pada tanah Terdampak Erupsi Gunung Kelud. Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan. 6(1): 1093-1104.
Purba, T., R. Situmeang., H. F. Rohman., Arsi., R. Firgiyanto., A. S. Junaedi., J. J. Herawati dan A. A. Suhastyo. 2021. Pupuk dan Tekonologi Pemupukan. Yayasan Kita Menulis. Medan.
Purnamaningrum, A. dan E. Nihayati. 2019. Pengaruh Pemakaian Mulsa dan Dosis Nitrogen terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Iler (Plectranthus scutellarioides (L.) R. Br.). J. Produksi Tanaman. 7(12): 2186-2195.
Rofiq, N.F.A., S.R. Utami dan C. Agustina. 2022. Simulasi Pendugaan Longsor: Pengaruh Intensitas Hujan pada Tanah dengan Tekstur dan Kandungan Bahan Organik yang Berbeda. Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan. 9(2): 355-364.
Setiyowati, S., H. Sri dan R. B. Hastuti. 2010. Pengaruh Perbedaan Konsentrasi Pupuk Organik Cair Tehadap Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L). Bioma: Berkala Ilmiah Biologi. 12(2): 44-48.
Simanjuntak, D dan T. Sumarni. 2022. Respon tanaman tomat (Solanum lycopersicum L. var. Tymoti F1) Terhadap Berbagai Jenis Tanaman Sela pada Sistem Tumpangsari. Jurnal Produksi Tanaman. 10(3): 160-167.
Starast, M., K. Karp, U. Moor, E. Vool dan T. Paal. 2003. Effect of Fertilization on Soil pH and Growth of Low Bush Blueberry (Vaccinium Angustifolium Ait). Estonian Agricultural University.
Tambak, D., L. A. M. Siregar dan Rosmayati. 2013. Respons Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) dengan Pemberian Kompos Limbah Kakao pada Tanah Inseptisol. Jurnal Online Agroekoteknologi. 2(1): 95-102.
Winarto, L. dan D. Napitupulu. 2010. Pengaruh Pupuk N dan K terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah. J. Hortikultura. 20(1): 27-35.
Wisudawati, D., M. Anshar dan I. Lapanjang. 2016. Pengaruh Jenis Mulsa dan Hasil Bawang Merah (Allium ascalonicum) yang Diberi Sungkup. J. Agrotekbis. 4(2):126-133.