PENGARUH STADIA KUNCUP BATANG ATAS DAN BEBERAPA KLON TERHADAP KEBERHASILAN GRAFTING TANAMAN KOPI

Authors

  • Mahrus Ali Universitas Merdeka Surabaya
  • Nurul Huda Universitas Merdeka Surabaya
  • Yeni Ika Pratiwi Universitas Merdeka Surabaya
  • Fauziatun Nisak Universitas Merdeka Surabaya

DOI:

https://doi.org/10.31328/ja.v17i1.4639

Keywords:

kuncup, grafting, kopi, klon, dorman, bud, coffee, clone, dormant

Abstract

ABSTRAK Kopi merupakan salah satu komoditi perkebunan penting dalam perekonomian nasional. Hal ini ditunjukkan oleh besarnya devisa negara yang diperoleh dari ekspor kopi serta banyaknya petani yang hidup dari budidaya tanaman kopi. Rendahnya produksi kopi Indonesia disebabkan antara lain karena 90% merupakan tanaman rakyat yang budidayanya umumnya tidak tepat serta teknologi pengolahannya masih sederhana. Salah satu cara meningkatkan produksi tanaman kopi adalah dengan menggunakan bahan tanaman klon unggul. Untuk memperbanyak secara klonal dilakukan grafting. Grafting lazimnya dilakukan pada masa bibit, tetapi ada juga yang dilakukan saat pertanaman tua dengan tujuan penyulaman atau peremajaan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh stadia kuncup batang atas yang tepat dari beberapa klon kopi terhadap tingkat keberhasilan grafting tanaman kopi. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok RAK faktorial terdiri dari dua faktor. Faktor pertama adalah stadia kuncup batang atas. Faktor kedua adalah penggunaan klon kopi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara stadia kuncup batang atas dan klon kopi pada variabel pengamatan saat tumbuhnya tunas (umur 40 hari),  panjang tunas, jumlah daun dan jumlah cabang saat umur 50 hari setelah dilakukan grafting. Perlakuan T1V4 memberikan keberhasilan grafting sebanyak 100%. Perlakuan stadia kucup batang atas berupa kuncup daun muda terbuka (T3) memberikan diameter batang tunas yang lebih besar dibanding stadia tunas dorman (T1). Perlakuan klon kopi menunjukkan diameter batang tunas yang sama besarnya. ABSTRACTCoffee is one of the important plantation commodities in the national economy. This is shown by the large amount of national foreign exchange earned from coffee exports and the large number of farmers who live from coffee cultivation. The low production of Indonesian coffee is partly due to the fact that 90% are smallholder plants whose cultivation is generally inappropriate and the processing technology is still simple. Effort to increase coffee plant production is to use superior clone plant material. To propagate clonally, grafting is performed. Grafting is usually done during the seedling period, but some are done during old plantings with the aim of replanting or rejuvenation. The purpose of this study was to determine the effect of the exact scion bud stage of several coffee clones on the success rate of coffee plant grafting. The study used a factorial RAK randomized block design consisting of two factors. The first factor is the scion bud stage. The second factor is the use of coffee clones. The results showed that there was an interaction between scion bud stadia and coffee clones on the observation variables of shoot growth (40 days old), shoot length, number of leaves and number of branches at 50 days after grafting. T1V4 treatment gave grafting success of 100%. The treatment of scion bud stage in the form of open young leaf buds (T3) gave a larger diameter of the shoot stem compared to the dormant bud stage (T1). The treatment of coffee clones showed that the diameter of the shoots was the same.

References

Caesara, V., M. Usman, M. dan A. Baihaqi. 2017. Analisis Pendapatan dan Efisiensi Pemasaran Biji Kopi (Green Bean) Arabika di Kabupaten Bener Meriah. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian. 2(1): 250-261.

Dewajanti, A. M. 2019. Peranan Asam Klorogenat Tanaman Kopi Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat dan Beban Oksidatif. Jurnal Kedokteran Meditek. 25(1): 46–51.

Evizal, R. dan F.E. Prasmatiwi. 2020. Agroteknologi Kopi Grafting untuk Peningkatan Produksi. Jurnal Agrotek Tropika. 8(3): 423-434.

FAO. 1996. Training for Agriculture and Rural Development (Issue 54). Food & Agriculture Org.

Karmana, O. 2008. Biologi. PT Grafindo Media Pratama.

Ali, B.W. H.M. 2020. Buku Budidaya Tanaman Perkebunan.

Nio, S. A. dan P. Torey. 2013. Karakter Morfologi Akar Sebagai Indikator Kekurangan Air pada Tanaman (Root Morphological Characters as Water-Deficit Indicators in Plants). Jurnal Bios Logos. 3(1).

Rahardjo, P. 2012. Kopi. Penebar Swadaya Grup.

Rahardjo, P. 2017. Berkebun Kopi. Penebar Swadaya.

Song, A. N. dan Y. Banyo. 2011. Konsentrasi Klorofil Daun Sebagai Indikator Kekurangan Air pada Tanaman. Jurnal Ilmiah Sains. 11(2): 166-173.

Syakir, M. dan E. Surmaini. 2017. Perubahan Iklim dalam Konteks Sistem Produksi dan Pengembangan Kopi di Indonesia.

Triwinata, M.R. 2003. Kajian Anatomi dan Fisiologi Sambungan Bibit Manggis dengan Beberapa Anggota Kerabat Clusiaceae. Disertasi. Program Pascasarjana Insitut Pertanian Bogor.

Wahyudi, E., R. Martini dan T.E. Suswatiningsih. 2018. Perkembangan Perkebunan Kopi di Indonesia. Jurnal Masepi. 3(1).

Downloads

Published

2023-05-31

Issue

Section

Articles