RESPON TANAMAN BAWANG MERAH TERHADAP PEMUPUKAN BORON

Authors

  • Tri Sudaryono Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Timur

DOI:

https://doi.org/10.31328/ja.v11i2.485

Abstract

Bawang merah merupakan komoditas hortikultura yang sangat strategis. Selain bernilai ekonomi tinggi, bawang merah merupakan salah satu diantara jenis sayuran yang berkontribusi terhadap inflasi, mengingat harganya yang sangat fluktuatif dan permintaannya yang terus meningkat dari waktu ke waktu. Produktivitas bawang merah di tingkat petani yang rendah, salah satunya disebabkan oleh pemupukan yang kurang tepat. Salah satu unsur hara mikro esensial yang selalu dibutuhkan oleh tanaman adalah boron (B). Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemupukan unsur boron terhadap produksi tanaman bawang merah. Untuk mengetahui respon tanaman bawang merah terhadap pemupukan boron (dosis 0 – 12 kg/ha) telah dilakukan penelitian yang dilaksanakan di Desa Ngijo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang pada MK II (bulan Agustus sampai Nopember) 2016. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemupukan boron mempengaruhi pertumbuhan dan produksi bawang merah. Pemberian pupuk boron pada dosis 6 kg/ha menghasilkan tanaman bawang merah dengan pertumbuhan optimal, jumlah umbi per rumpun 15,13 siung, dan produksi paling tinggi, yakni 25,20 ton/ha umbi basah serta 22,83 ton/ha umbi kering Kata Kunci : Bawang merah, pupuk, boron, pertumbuhan, produksi

References

Agustina, L. 2011. Unsur-Unsur Hara Mikro I (Fe, Mn, Zn, Cu, B, Mo dan Cl) Manfaat, Kebutuhan, Kahat dan Keracunan. Edisi Pertama. Program Pasca Sarjana, Universitas Brawijaya, Malang.

Blevins, D. G. and K. M. Lukaszewski. 1994. Proposed Physiologic Function of Boron in Plants Pertinent to Animal and Human Metabolism. Environmental Health Perspec-tive 102 : 31-33.

Hanafiah, K. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Humberto, Blanco-Canqui and J. S. Alan. 2013. Implication of Inorganic Fertilization of Irrigated Corn on Soil Properties : Lesson Learned After 50 Years’. Journal of Environment Quality 42(3) pp.861.

Jazilah, S., Sunarto dan N. Farid. 2007. Respon Tiga Varietas Bawang Merah terhadap Dua Macam Pupuk Kandang dan Empat Dosis Pupuk Anorganik. Jurnal Penelitian dan Informasi Pertanian “Agrin†11(1) : 43-51.

Matoh, T. 1997. Boron on Plant Cell Walls. Plant and Soil Journal 193(5) : 59-70.

Pasaribu, T. W. dan M. Daulay. 2013. Analisis Permintaan Impor Bawang di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Keuangan 1(4) : 14-26.

Rahman, A. S., A. Nugroho dan R. Soeslistyono. 2016. Kajian Hasil Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) di Lahan dan Polybag dengan Pemberian Berbagai Macam dan Dosis Pupuk Organik. Jurnal Produksi Tanaman 4(7) : 538-546.

Roosta, R. H. and M. Hamidpour. 2011. Effect of Foliar Application of Some Micro and Macro Nutrients on Tomato Plants in Aquaponic And Hydroponic System. Scintia Horticulture Journal 129 : 396-402.

Sudarmi. 2013. Pentingnya Unsur Hara Mikro bagi Pertumbuhan Tanaman. Widyatama 22(2) : 178-183.

Sutapraja, H. 1996. Kaitan Antara Cara Pemberian Cu, dan Dosis K, Mg, serta Ca terhadap Pertumbuhan dan Hasil Bawang Merah. J. Hort. 5(5) : 17-22.

Triharyanto, E., Samanhudi, B. Pujiasmanto dan J. Purnomo. 2013. Kajian Pembibitan dan Budidaya Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) melalui Biji Botani (True Shallot Seed). Makalah disampaikan pada Seminar Na-sional Fakultas Pertanian UNS Surakarta dalam Rangka Dies Natalis Tahun 2013.

Wahyudi, R. 2013. Makalah Managemen Unsur Hara Tanaman. Fakultas Pertanian Universitas MEGOU PAK Tulang Bawang, Lampung.

Warmada, I. W. dan A. D. Titisari. 2004. Agromineralogi (Mineralogi untuk Ilmu Pertanian. Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Downloads

Published

2017-11-01

Issue

Section

Articles