PRODUKTIVITAS DAN FENOTIPE LABU MADU VIOLINA (Cucurbita moschata) KETURUNAN KETIGA (F3) DENGAN TIGA SISTEM TANAM

Authors

  • Endang Sri Wahyuni Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Islam Jember

DOI:

https://doi.org/10.31328/ja.v18i1.5759

Keywords:

fenotipe, F3, produktivitas, labu madu, Violina, phenotype, productivity, honey pumpkin

Abstract

  ABSTRAKTanaman labu madu merupakan persilangan antara labu kuning dan labu buttercup. Labu madu mempunyai kandungan vitamin dan mineral serta nilai ekonomi tinggi. Perakitan varietas unggul dapat dilakukan dengan menanam benih keturunan ketiga (F3). Penelitian bertujuan mengetahui produktivitas dan segregasi keturunan ketiga (F3). Penelitian dilakukan bulan Februari-Mei 2022 di DnR Hidroponik Farm Perumahan Pondok Bedadung Indah Jember. Metode penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan menanam benih labu madu F2 di tiga sistem tanam yaitu polybag/pupuk organik, konvensional/NPK (15:15:15), hidroponik NFT/AB mix. Metode deskriptif kualitatif digunakan untuk mengetahui fenotipe yang terbentuk pada keturunan ketiga di tiga sistem tanam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produktivitas labu madu Violina dengan sistem hidroponik adalah sebanyak 186.36 kg/100 m2, sedangkan produksi pada sistem tanam yang organik dan konvensional berturut-turut sebanyak 104.16 dan 86.59 kg/100 m2. Fenotipe labu madu F1 semuanya seragam. Labu madu F2 yang bersegregasi menghasilkan 6 fenotipe, sementara pada keturunan ketiga (F3) terbentuk 15 fenotipe. ABSTRACTThe honey gourd plant is a cross between a pumpkin and a buttercup pumpkin. Honey pumpkin contains vitamins and minerals as well as high economic value. The development of superior varieties can be done by planting seeds of the third generation (F3). The research aims to determine the productivity and segregation of the third generation (F3). The research was conducted in February-May 2022 at the DnR Hydroponic Farm, Pondok Bedadung Indah Jember Housing. The research method used a completely randomized design (CRD) by planting F2 honey pumpkin seeds in three planting systems, namely polybag/organic fertilizer, conventional/NPK (15:15:15), hydroponic NFT/AB mix. Qualitative descriptive methods were used to determine the phenotype formed in the third generation in three planting systems. The research results showed that the productivity of Violina honey pumpkin using the hydroponic system was 186.36 kg/100 m2, while production using the organic and conventional planting systems was 104.16 and 86.59 kg/100 m2 respectively. The phenotypes of F1 honey pumpkins are all uniform. Segregating F2 honey gourds produced 6 phenotypes, while in the third generation (F3) 15 phenotypes were formed.

References

Allard, R.W. 1960. Pemuliaan Tanaman. Davis. California.

Annisah, J.S. 2018. Respon Pemberian Pupuk NPK Mutiara (16:16:16) terhadap Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Jagung Manis. Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Medan.

Crowder, L.V. 1990. Genetika Tumbuhan. Jakarta: Gajah Mada University Press.

Elisa, C.,S. Ramayana dan R. Rusdiansyah. 2019. Studi Pola Segregasi Karakter Morfologi Agronomi Tanaman Padi Hasil Persilangan Kultivar Pandan Ungu x Roti Pada F2. Jurnal Agroekoteknologi Tropika Lembab. 1(2): 88-92.

Logistik BPPI. 2016. Tentang Acuan Pupuk dan Pemupukan Labu Madu /Butternutsquash. http://booslem.com/budidaya-butternut-labu madu

Bot, A. and J. Benites. 2005. The Importanceof Soil Organic Matter:Key to Drought-Resistant Soil and Sustained Food Production. Italy: Food and Agriculture Organitazion of The United Nations.

Makmur, A. 1988. Pengantar Pemuliaan Tanaman. Jakarta: Bina Aksara.

Makmur, D. 2018. Budidaya Labu Madu. Majenang: Dadi Makmur.

Nopianasanti, H. dan B.S. Daryono. 2018. Kestabilan Fenotipe Tanaman Labu Susu (Cucurbita moschata Duchesne) Poir “Butternutâ€) Hasil Budidaya di Sleman D.I Yogyakarta. Jurnal Biogenesis. 6(2): 115-123.

Prakoso, R., ,D. Julianto dan A. Sumiati. 2017. Keragaman Fenotipe dan Produktivitas Labu Kuning Nusantara (Cucurbita moschene Dutchene) dalam Rangka PengembanganVarietas Unggul. Jurnal Buana Sains,.17(2): 137-142.

Roberto, K. How to Hydroponics. Future Garden Inc.

Sari, L.W., N. Nugrahaeni, Kuswanto, dan N. Basuki. 2013. Interaksi Genotipe x Lingkungan Galur-Galur Harapan Kedelai (Glycine max (L)). Jurnal Produksi Tanaman. 1(5): 434-441.

Sembiring, G.M. dan M.D. Maghfoer. 2019. Pengaruh Komposisi Nutrisi dan Pupuk Daun pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Pakcoy (Brassica rapa L. Var. Chinensis Sistem Hidroponik Rakit Apung. Journal of Agricultural Science. 3(2): 103-109.

Suryo. 2004. Genetika. Jakarta: Gadjah Mada University Press.

Syahputa, R., Wilyus dan F. Nurdiansyah. 2021. Pengaruh Jarak Tanam Labu Madu (Cucurbita moschata Durch) terhadap Perkembangan dan Efikasi Semut Rangrang (Oecaphy smaragdina). Repository unja.ac.id/14369/1/JURNALpdf. Universitas Jambi.

Wahyuni, E.S. 2014. Diktat Dasar-Dasar Pemuliaan Tanaman. Jember: UijKyai Mojo.

Wahyuni, E.S. 2022. Segregasi dan Fenotipe Tanaman Labu Madu (Cucurbita moschata) Keturunan Kedua dalam Rangka Mengembangkan Varietas Unggul. Jurnal Bioshell. 11(1): 55-63.

Welsh, J.R. 1997. Dasar-dasar Genetika dan Pemuliaan Tanaman diterjemahkan oleh Johanes P. Mogea dari Fundamental of Plant Genetics and Breeding. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Downloads

Published

2024-06-02

Issue

Section

Articles