PASIEN GAWAT DARURAT YANG MENDAPATKAN KOMUNIKASI BURUK BERESIKO 12 KALI MENGALAMI KECEMASAN
DOI:
https://doi.org/10.31328/ciastech.v3i1.1995Keywords:
kecemasan, komunikasi, perawat, IGD (Instalasi Gawat Darurat)Abstract
Kasus gawat darurat memerlukan tindakan yang cepat dan tepat. Proses perawatan pasien di IGD seringkali mengabaikan aspek psikologis pasien. Kecemasan merupakan salah satu masalah yang banyak dialami pasien di IGD. Sumber kecemasan berhubungan erat dengan lingkungan baru, tindakan medis dan situasi sakit yang dialami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan yang berkontribusi pada kecemasan pasien di IGD RSUD Bangil Kabupaten Pasuruan. Desain penelitian adalah observasional dengan pendekatan cross sectional. Subjek dipilih berdasarkan dengan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan antara lain STAI (State Trait Anxiety Inventory) untuk mengukur tingkat kecemasan pasien, kuisioner dukungan keluarga, dan instrumen kemampuan komunikasi perawat. Jumlah responden adalah 83 orang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Uji bivariat yang digunakan adalah chi-square dan regresi logistic. Dari 83 responden, mayoritas mengalami kecemasan sebanyak 62 responden (74,7%). Komunikasi perawat menjadi faktor dominan yang berpengaruh terhadap tingkat kecemasan pasien (p=0,000; OR 12,6). Probabilitas pasien untuk mengalami kecemasan dengan komunikasi perawat yang kurang baik adalah 93%. Pasien yang mendapatkan komunikasi buruk beresiko 12 kali mengalami kecemasan. Perawat perlu meningkatkan pelayanan bagi pasien tanpa mengabaikan aspek psikologis, yaitu dengan meningkatkan kemampuan komunikasi terapeutik perawat.Downloads
Issue
Section
Riset Bidang Kesehatan dan Biomedis