RESPON FISIOLOGIS PEMBIBITAN TIGA VARIETAS TEBU DI LAHAN GAMBUT PADA KONDISI CEKAMAN GENANGAN
DOI:
https://doi.org/10.31328/ciastech.v5i1.4309Keywords:
Cekaman, Toleran, Fisiologis, TebuAbstract
Saat ini kelebihan air di beberapa areal tebu masih menjadi kendala akibat anomali iklim terutama di daerah Kalimantan Barat dengan jenis tanah dominan gambut sehingga berpotensi banjir saat musim hujan. Oleh karena itu perlu adanya varietas yang toleran pada lahan gambut yang tergenang. Tujuan penelitian yaitu mengetahui pengaruh cekaman genangan terhadap respon fisiologi pada pembibitan tiga varietas tebu di media gambut, mengetahui varietas tebu yang tahan terhadap cekaman genangan serta respon fisiologinya pada pembibitan di media gambut. Penelitian disusun menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 ulangan. Faktor pertama adalah kondisi lahan dengan taraf L1 = tanpa genangan, L2 = genangan dan perlakuan kedua yaitu tiga varietas tebu yaitu V1 = PS881, V2 = BM1677 V3 = Lokal. hasil pengamatan dianalisis dengan sidik ragam apabila sidik ragam terdapat pengaruh nyata maka diuji lanjut menggunakan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%. Parameter yang diamati yaitu lebar bukaan stomata, kerapatan stomata, laju transpirasi dan kandungan klorofil total. Hasil penelitian menunjukkan bahwa genangan berpengaruh terhadap lebar bukaan stomata, laju transpirasi dan klorofil sedangkan varietas berpengaruh terhadap kerapatan stomata, Ketiga varietas dapat beradaptasi pada lahan gambut yang tergenang dengan respon fisiologi menutupkan dan merapatkan stomatanya serta mengurangi laju transpirasinya.References
Avivi, S., A. Syamsunihar, S. Soeparjono, and D. M. Chozin (2018) Toleransi Berbagai Varietas Tebu terhadap Penggenangan pada Fase Bibit Berdasarkan Karakter Morfologi dan Anatomi. J. Agron. Indones, 46 (1), 103.
Zhao, D. and Y. R. Li. (2015). Climate Change and Sugarcane Production: Potential Impact and Mitigation Strategies. Int. J. Agron.
Yusara, A., H. Handoko, and B. Budianto. (2019). Water Demand Analysis of Sugarcane Based on Crop Simulation Model (Case Study: Kediri Regency, East Java). Agromet, 33 (1), 30–40
Hakim, M. (2010). Potential Land Resources for Sugar Cane in Indonesia. Agrikultura, 21 (1), 5–12
Yama, D.I., R. P. Widyastuti, and Z. Mutaqin. (2022). Effect of Drought Stress on Initial Growth of Five Sugarcane Clones in Peat Media. (4), 19–24
Avivi, S., S. Soeparjono, and D. P. Restanto. (2013). Identifikasi Marka Morfologi, Fisiologi, Dan Molekuler Untuk Seleksi Tebu Tahan Genangan. Laporan Penelitian
Permana, D.G., S. Winarsih, A. Soegianto, and K. Kuswanto. (2019). Respon Enam Varietas Unggul Tebu Terhadap Genangan the Response of Six Superior Sugarcane Varieties Again Flood. J. Produksi Tanam. 6 (6), 1195–1203
Soleh, MA, R. Manggala, M. Ariyanti, and D. Anjarsari. (2017). Respons Konduktansi Stomata Beberapa Genotipe Tebu Sebagai Parameter Toleransi Terhadap Stress Abiotik Stomatal Conductance Response Of Sugarcanes Under Abiotic Stress. J. Kultiv., 16 (3), 490–493
Rusmana, R., S. Ritawati, E. P. Ningsih, and A. Alfianurtasya, (2021). Respons Karakter Fisiologi Tanaman Kedelai (Glycine Max L.) Terhadap Genangan Dan Pemberian Pupuk Nitrogen. J. Agroekotek, 13 (2), 112–123
Syiam, R.N., L. Amalia, and D. I. Putri. (2021). Analisis Perbedaan Bentuk, Ukuran dan Jumlah Stomata Kangkung Air (Ipomoea aquatica Forsskal) dan Kangkung Darat (Ipomoea reptans Poir). J. Life Sci., 3 (1), 2021–2036,
Ariani, S. F. M. (2017). Karakter Morfologi Varietas Tebu Pada Beberapa Kondisi Cekaman Air. Agitrop, 15 (1), 131–137
Zhang, Y., G. Liu, H. Dong, and C. Li. (2021). Waterlogging stress in cotton: Damage, adaptability, alleviation strategies, and mechanisms. Crop J., 9 (2), 257–270
Wibisono, V.B., S. Avivi, M. Ubaidillah, and S. Hartatik. (2022). Morphological, Physiological and Molecular Characteristics of Sugarcane Tolerant to Waterlogging Stress. J. Agron. Indones., 50, ( 2), 218–225
Hartono, A., B. Nugroho, D. Nadalia, and A. Ramadhani. (2021). Dinamika Pelepasan Nitrogen Empat Jenis Pupuk Urea Pada Kondisi Tanah Tergenang. J. Ilmu Tanah dan Lingkung., 23, (2), 66–71