KARAKTERISTIK DAN KANDUNGAN MINYAK ATSIRI DAUN PALA SEBAGAI PEMBEDA JENIS KELAMIN TANAMAN

Authors

  • Rohadi Rohadi PT. Arasy Analitical Laboratories Bogor
  • Karmanah Karmanah Fakultas Pertanian, Universitas Nusa Bangsa Bogor
  • Mamay Maslahat Informasi jenis kelamin tanaman pala sangat diperlukan untuk membedakan secara pasti tanaman pala jantan dan betina, sehingga sex-ratio 1:10 untuk suatu perkebunan pala dapat terpenuhi. Tujuan penelitian untuk menentukan karakteristik morfologi daun dan kandungan minyak daun pala yang menjadi pembeda jenis kelamin pala. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Tamansari Bogor. Metode penelitian dengan metode survey. Penentuan sampel secara purposive sampling. Parameter yang diamati panjang daun (PD), lebar daun (LD), jumlah tulang daun (JTD), panjang tangkai daun (PTD) dan kandungan minyak atsirinya. Analisis kandungan dan komponen minyak atsiri daun pala menggunakan instrument Kromatografi Gas (GC). Parameter yang diamati berat jenis, indeks bias, putaran optik, kelarutan dalam alkohol serta kandungan miristisin. Analisis data menggunakan uji F taraf 5% dan uji lanjut DMRT. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik morfologi daun dapat dijadikan ciri sebagai pembeda jenis kelamin. Tanaman pala betina memiliki ukuran yang lebih besar dari pala jantan pada karakteristik panjang daun dan lebar daun. Pala hermafrodit memiliki ukuran yang lebih besar pada karakteristik jumlah tulang daun dan panjang tangkai daun. Kandungan minyak atsiri daun pala belum dapat dijadikan sebagai pembeda jenis kelamin, namun kandungan miristisin minyak daun pala jantan relatif lebih tinggi daripada pala betina.

DOI:

https://doi.org/10.31328/ciastech.v5i1.4313

Keywords:

Betina, Jantan, Pala, Sex-ratio

Abstract

Informasi jenis kelamin tanaman pala sangat diperlukan untuk  membedakan secara pasti tanaman pala jantan dan betina, sehingga sex-ratio 1:10 untuk suatu perkebunan pala dapat terpenuhi. Tujuan penelitian untuk menentukan karakteristik morfologi daun dan kandungan minyak daun pala yang menjadi pembeda jenis kelamin pala. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Tamansari Bogor. Metode penelitian dengan metode survey.  Penentuan sampel secara purposive sampling. Parameter yang diamati panjang daun (PD), lebar daun (LD), jumlah tulang daun (JTD),  panjang tangkai daun (PTD) dan kandungan minyak atsirinya. Analisis kandungan dan komponen minyak atsiri daun pala menggunakan instrument Kromatografi Gas (GC).  Parameter yang diamati berat jenis, indeks bias, putaran optik, kelarutan dalam alkohol serta kandungan miristisin. Analisis data menggunakan uji F taraf 5% dan uji lanjut DMRT. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik morfologi daun dapat dijadikan ciri sebagai pembeda jenis kelamin. Tanaman pala betina memiliki ukuran yang lebih besar dari pala jantan pada karakteristik panjang daun dan lebar daun.  Pala hermafrodit memiliki ukuran yang lebih besar pada karakteristik jumlah tulang daun dan panjang tangkai daun.  Kandungan minyak atsiri daun pala belum dapat dijadikan sebagai pembeda jenis kelamin, namun kandungan miristisin minyak daun pala jantan relatif lebih tinggi daripada pala betina

References

Karmanah, Susanto, S., Widodo, W. D., and Santosa, E. 2020. Comparison of Chemical Composition and Essential Oil Content in the Fruit of Pala Hutan Ambon (Myristica fatua Houtt) and Pala Banda (Myristica fragrans Houtt). Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 25(2): 292-300. https://journal.ipb.ac.id/index.php/JIPI/article/view/27840/20470 DOI:10.18343/jipi.25.2.292

Nayar, BK., R. Rajendar and P. Vathsala. 1977. A Simple Morphological Technuque to Distinguish the Sex of Nutmeg Seedling. Current-Science. 46(5):156-157

Hadad, M dan P Wahid. 1995. Budidaya Rempah-Rempah dan Tanaman Penyegar Pala (Myristica fragrants). Universitas Terbuka Fakultas MIPA. Jakarta.

Phadnis, N.A. and K.G. Choudhari. 1971. Sex Determination in the Seedlings Stage of Nutmeg (Myristica fragrans Houtt). Tropical Science. 13(40) :265-274.

Shibu, M.P., K.V. Ravishankar,., L. Anand., K.N. Ganeshaiah and U. Shaanker. 2000. Identification of Sex-Specific DNA Markers in the Diecious Tree, Nutmeg (Myristica Fragrans Houtt). Publicado En El No. 121.p. 59-61.

Karmanah, Susanto, S., Widodo, W. D., and Santosa, E. 2019. Suitability of Nutmeg Plant Habitats in Three Nutmeg Production Centers using the Geographic Information System and Aster DEM in West Java, Indonesia. International Journal of Innovative Technology and Exploring Engineering, 9(2), 4761–4766.

Karmanah, M Maslahat, L Nurhayati. 2016. Morphology and isozyme band-profile as sexual determinant of nutmeg plant (Myristica fragrants Houttj). IOP Conf. Ser.: Earth Environ. Sci. 31 012037

Shafiq MI, Ahmed M, Rasul A, Samra ZQ, Qadir MA, Mazhar S, Ali A. 2016. Chemical Composition of the Essential Oils of Nutmeg and Mace by GC-FID/MS Indigenous to Pakistan and Evaluation of their Biological Activities. Latin American Journal of Pharmacy. 35(10): 21762184

Tully CH., Wibowo MA. 2019. Antibakteri Minyak Atsiri Daun Pala Segar dan Kering (Myristica fragrans Houtt.) dari Pulau Lemukutan terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Jurnal Kimia Khatulistiwa, No 8(1): 86-90. ISSN 2303-1077 86

Madiki A, Guritno B, Syekhfani, Aini N. 2015. The Relationship between plant density and microclimate and nutmeg (Myristica fragrans Houtt) production in nutmeg and coconut mixed-planting system in Wakatobi District in Indonesia. Journal of Agricultural Sciense. [Online] 7(12):187. Available from:doi:10.5539/jas.v7n12p187.

Marzuki I, Joefrie B, Aziz SA, Agusta H, Surahman M. 2014. Phisico-chemical Characterization of Maluku Nutmeg Oil. International Journal of Science and Engineering (IJSE). (online) 7(1):61-64. Available from :doi:10:12777/ijse.7.1.

Downloads

Published

2022-11-09

Issue

Section

Riset Bidang Pertanian, Sumber daya Alam, dan Pangan