TANAMAN HIAS SEBAGAI PEREDAM KEBISINGAN

Authors

  • Ngudi Tjahjono Fakultas Teknik, Universitas Widyagama Malang
  • Iwan Nugroho Fakultas Pertanian, Universitas Widyagama Malang

DOI:

https://doi.org/10.31328/ciastech.v1i1.683

Keywords:

kebisingan, penghalang, tanaman hias, daun.

Abstract

Kebisingan lalu lintas jalan raya semakin dirasakan meningkat dan mengganggu. Berdasarkan berbagai penelitian diketahui bahwa kebisingan yang melebihi ambang batas dapat memengaruhi kesehatan fisik maupun psikologis. Upaya-upaya untuk menurunkan tingkat kebisingan ini telah dilakukan dengan membuat penghalang (barrier) yang kaku (rigid) maupun dari tanaman. Penelitian ini dilakukan guna mendapatkan alternative jenis tanaman hias sebagai bahanp enghalang (barrier) kebisingan yang paling efektif dalam menurunkan kebisingan lalu lintas jalan raya. Instrumen yang digunakan adalah terowongan suara sepanjang enam meter. Tanaman hias ditempatkan tepat di mulut terowongan di depan sumber suara. Pada jarak nol meter dan seterusnya setiap satu meter berikutnya diukur tingkat kebisingannya dengan alat sound level meter.Jenis tanaman hias yang paling efektif menurunkan tingkat kebisingan adalah Imodia, kemudian disusul oleh Furing Telor, Soka, Furing Tissue, Walisongo dan Pucuk Merah. Masing-masing jenis tanaman ini memiliki luas permukaan daun mulai dari yang paling kecil hingga yang lebih lebar.

References

Anonymous. (1996). Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 48 Tahun 1996, tentang: Baku Tingkat Kebisingan.

Evans, G., & Maxwell, L. (1997). Chronic Noise Exposure and Reading Deficits: The Mediating Effects of Language Acquisition. Environment Behaviour, 29, 638-656.

Goines, L., & Hagler, L. (2007). Noise Pollution: A Modern Plague. Southern Medical Journal, 100(3), 287-294.

Ikrondkk., 2007. Pengaruh Kebisingan Lalu Lintas Jalan terhadap Gangguan Kesehatan Psikologis Anak. MAKARA, KESEHATAN, Vol. 11, No. 1, Juni 2007: 32-37.

Ising, H., & Kruppa, B. (2004). Low Frequency Noise and Stress: Bronchitis and Cortisol in Children Exposed Chronically to Traffic Noise and Exhaust Fumes. Noise and Health, 6(22), 5-13.

Jamrah, Ahmad et al., 2006. Evaluation of Traffic Noise Pollution in Amman, Jordan. Environmental Monitoring and Assessment (2006) 120: 499-525.

Masri, R. M., Sitorus, S. R., Mukidjo, K., Prasetyo, L. B., Hardjomidjojo, H., & Purwaamijaya, I. (2008). Kajian Perubahan Tingkat Pelayanan Jalan dan Kualitas Udara di Zona Tidak Sesuai untuk Perumahan. Jurnal Permukiman, 3(2), 115-128.

Matheson, M., Stansfled, S., & Haines, M. (2003). The Effects of Chronic Aircraft Noise Exposure on Children's Cognition and Health: 3 Field Studies. Noise and

Health, 5, 31-40.

Mohammadi, G. (2009). An Investigation of Community Response to Urban Traffic Noise. Iran. J. Environ. Health. Sci. Eng., 6(2), 137-142.

Pudjowati, Utami et al., 2013. Effect of Vegetation Composition on Noise and Temperature in Waru-Sidoarjo Highway, East Java, Indonesia. International Journal of Conservation Science, vol. 4, issue 4, Oct-Dec 2013: 459-466.

Pudjowati, Utami et al., 2013. Estimation of Noise Reduction by Different Vegetation Type as a Noise Barrier: A Survey in Highway AlongWaru-Sidoarjo in East Java, Indonesia. International Journal of Engineering and Science, Vol.2, Issue11 (April 2013), Pp 20-25.

Renterghem, T. Van et al., 2002. Effect of a Row of Trees Behind Noise Barriers in Wind. ActaAcustica United with Acustica, Vol. 88 (2002) 869-878.

Sanchez-Perez, Juan V. et. al., 2002. Acoustic Barriers Based on Periodic Arrays of Scatterers. Applied Physics Letters, Volume 81, Number 27.

Septiana, Sandra dkk., 2015. Analisa Pengaruh Keberadaan Bangunan terhadap Tingkat Kebisingan di Sepanjang Jalan Raya Pekanbaru-Bangkinang.JOM FMIPA, Volume 2 No. 1 Februari 2015.

Stansfeld, S., & Matheson, M. (2003). Noise pollution: Non-auditory Effects on Health. BritishMedical Bulletin, 68(1), 243-257.

Downloads

Published

2018-10-03

Issue

Section

Riset Bidang Teknologi dan Rekayasa