IDENTIFIKASI KONFIGURASI LANGKAH DAN KUDA-KUDA PEMAIN BANTENGAN MALANGAN SEBAGAI DASAR KONSEP BIOMEKANIKA KETANGGUHAN TUBUH

Authors

  • Nurida Finahari Universitas Widyagama Malang
  • Gatot Soebiyakto Universitas Widyagama Malang
  • Angga Qurniawan Universitas Widyagama Malang

DOI:

https://doi.org/10.31328/ciastech.v7i1.6911

Keywords:

Biomekanika, Bantengan Malangan, Kuda-kuda, Ragam Langkah, Ketangguhan

Abstract

Tarian mencakup tiga elemen utama terapi komplementer, yaitu gerak fisik, seni, dan musik pengiring. Manfaat tarian sering kali dilihat dari sisi olahraga, meskipun aktivitas olahraga biasanya tidak terkait langsung dengan seni. Pencak silat dapat dianggap sebagai peralihan antara olahraga umum dan seni tari. Sementara itu, Bantengan adalah seni yang menggabungkan berbagai bentuk kesenian, dimulai dengan pencak silat, lalu diikuti oleh tarian Bantengan atau jaranan. Dengan mengacu pada akar seni Bantengan yang merupakan ragam gerak pencak silat, seni tari bantengan merupakan kajian biomekanika yang bisa diarahkan untuk meningkatkan kebugaran, dan ketangguhan. Untuk itu diperlukan detail konsep seni tari bantengan itu sendiri. Penelitian ini diarahkan untuk pengidentifikasian ragam gerak tari seni bantengan, khususnya pada konfigurasi langkah dan kuda-kudanya. Penelitian ini bersifat eksperimental. Langkah dan kuda-kuda diidentifikasi dari hasil rekaman pagelaran Bantengan, kemudian dikategorikan berdasarkan kesamaan geraknya. Posisi dan gerak tari seni Bantengan yang sangat variatif memiliki potensi untuk dikreasikan sebagai bentuk pengembangan. Hal ini merupakan potensi kajian di bidang olahraga atau aktifitas fisik melalui kajian biomekanika. Selain itu, istilah ragam gerak tari belum baku didokumentasi dalam seni Bantengan, kecuali gedruk pindho dan solahan. Standarisasi ini bisa adalah kajian penelitian yang memiliki aspek kebaruan tinggi.

Author Biographies

Nurida Finahari, Universitas Widyagama Malang

Program Studi S1 Teknik Mesin, Fakultas Teknik

Gatot Soebiyakto, Universitas Widyagama Malang

Program Studi S1 Teknik Mesin, Fakultas Teknik

Angga Qurniawan, Universitas Widyagama Malang

Program Studi S1 Teknik Mesin, Fakultas Teknik

References

[1] Y. Kautedakis, E. O. Owolabi, and M. Apostolos, “Dance Biomechanics: A Tool for Controlling Health, Fitness, and Training,” Journal of Dance Medicine & Science, vol. 12, no. 3, pp. 83-90(8), 2008, [Online]. Available: https://www.ingentaconnect.com/content/jmrp/jdms/2008/00000012/00000003/art00003;jsessionid=1qrbo52b0iv9w.x-ic-live-01

[2] K. Riyanta, F. Anggreini, M. Hindom, A. Putra, and I. Weta, “Pengaruh Latihan Tari Legong Terhadap Kebugaran Fisik Mahasiswi Semester VI dan VIII Fakultas Kedokteran Universitas Udayana,” Denpasar, 2010.

[3] S. R. Anoviyanti, “Terapi seni melalui melukis pada pasien skizofrenia dan ketergantungan narkoba 1 terapi seni, perpaduan dua buah disiplin ilmu,” Journal visual Art & Design, vol. 2, no. 1, pp. 72–84, 2008.

[4] N. Perancangan, R. Rehabilitasi, T. Anak, D. Terapi, S. Undergraduate, and U. K. Maranatha, “Perancangan Rumah Rehabilitasi Trauma Anak Dengan Terapi Seni,” no. 1363090, pp. 1–2, 2020.

[5] E. Raharjo, “Musik Sebagai Media Terapi,” Harmonia - Journal of Arts Research and Education, vol. 8, no. 3, 2007, doi: 10.15294/harmonia.v8i3.772.

[6] M. Subiantoro, “Tentang Terapi Musik di Indonesia,” MusicalProm.

[7] D. Taher, “Musik Terapi Dalam Perspektif Budaya,” Imaji, vol. 4, no. 1, 2015, doi: 10.21831/imaji.v4i1.6701.

[8] M. A. Wijayarini and T. M. Fik-ui, “Maria A. Wijayarini, Terapi Musik untuk....FIK-UI, 2000,” 2000.

[9] E. V. Rilla, H. Ropi, and A. Sriati, “TERAPI MUROTTAL EFEKTIF MENURUNKAN TINGKAT NYERI DIBANDING TERAPI MUSIK PADA PASIEN PASCA BEDAH,” Jurnal Keperawatan Indonesia, vol. 17, no. 2, pp. 74–80, 2014.

[10] D. Rusmawati, E. Widyorini, and V. S. Sumijati, “Pengaruh Terapi Musik dan Gerak Terhadap Penurunan Hiperaktivitas Anak yang Mengalami Attention Deficit Hyperacitvity Disorder (ADHD),” Prediksi, Kajian Ilmiah Psikologi -, vol. 1, no. 2, pp. 213–217, 2012.

[11] KONI, “Pencak Silat Olahraga Asli Indonesia,” Koni Depok. Accessed: Feb. 08, 2024. [Online]. Available: konidepok.or.id/pencak-silat-olahraga-asli-indonesia

[12] M. Muhyi and Purbojati, “PENGUATAN OLAHRAGA PENCAK SILAT SEBAGAI WARISAN BUDAYA NUSANTARA,” Jurnal Budaya Nusantara, vol. 1, no. 2, pp. 141–147, 2014.

[13] M. Mizanudin, A. Sugiyanto, and Saryanto, “Pencak Silat Sebagai Hasil Budaya Indonesia Yang Mendunia,” in Prosiding Seminar Nasional Bahasa dan Sastra (SENASBASA) edisi 3, 2018, pp. 264–270. [Online]. Available: http://researchreport.umm.ac.id/index.php/

[14] Sudarmono, “Padepokan Perguruan Silat Lembaga Beladiri ‘Sinar Putih’ Yogyakarta Privasi Ruang Latihan dan Sirkulasi Kegiatan Landasan Konseptual Perancangan,” Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, 1996.

[15] S. A. Purwanto and A. R. Saputra, “Authenticity and creativity: The development of pencak silat in Sumedang,” ETNOSIA : Jurnal Etnografi Indonesia, vol. 5, no. 1, p. 15, May 2020, doi: 10.31947/etnosia.v5i1.9641.

[16] Siswantoyo and Kuswarsantyo, “Pencak Silat Dance; Developing Local Genius Values in the Perspective of Tourism Business Opportunity,” International Journal of Applied Business and Economic Research, vol. 15, no. 24, pp. 647–675, 2017, [Online]. Available: http:www.serialsjournals.com

[17] D. Loganata, “PEMBINAAN OLAHRAGA PRESTASI PENCAK SILAT DI PERGURUAN PERISAI DIRI KABUPATEN GROBOGAN,” Skripsi, Universitas Negeri Semarang, Semarang, 2019.

[18] A. Vai, D. Ahmadi, M. Yulianti, and Dahrial, “Riau Pencak Silat at POMNAS XVII 2022 Padang: What are the Tactics for Competing Pencak Silat Fighters?,” International Journal of Social Science And Human Research, vol. 6, no. 5, pp. 2644–2695, 2023, doi: 10.47191/ijsshr/v6-i5-54.

[19] R. Ramadiani, J. A. Wahab, S. P. Air, and H. Samarinda, “Selection of Pencak Silat Athletes to Represent the Single Defense Arts Competition Using Multi Atribute Utility Theory.” [Online]. Available: https://orcid.org/0000-0003-1564-2260

[20] A. Alang, R. Jalil, and I. Kahar, “Achievements of Pencak Silat Ath-letes: The Role of Parents and Coaches,” Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation, vol. 12, no. 1, pp. 29–34, 2023, [Online]. Available: http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/peshr

[21] C. D. Kusnadi, D. Silverio, R. Lilik, and A. Sampurno, “PENCAK SILAT PADA MASA PENDUDUKAN JEPANG DI DAERAH YOGYAKARTA TAHUN 1942-1945”.

[22] R. Y. Pratama and A. Trilaksana, “PERKEMBANGAN IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA (IPSI) TAHUN 1948-1973,” AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah, vol. 6, no. 3, pp. 108–117, 2018, [Online]. Available: www.pb-ipsi.com

[23] D. S. Masula and T. Jatmiko, “49 ANALISIS KONDISI FISIK ATLET PENCAK SILAT KATEGORI TANDING PUTERI (STUDI SMK NEGERI MOJOAGUNG),” Jurnal Prestasi Olahraga, vol. 4, no. 3, pp. 49–57, 2021.

[24] Siswantoyo, D. P. Saputro, and S. P. Hadi, “Pencak Silat Physical Test (Assesment Method for Indonesian Martial Art),” Man India, vol. 98, no. 1, pp. 167–174, 2018.

[25] I. R. Zulfa, S. Supriatna, and Y. N. Hanief, “Literature review: the physical condition of Pencak Silat athletes in Indonesia during the covid-19 pandemic,” Journal of Science and Education (JSE), vol. 3, no. 2, pp. 196–205, Dec. 2022, doi: 10.56003/jse.v3i2.176.

[26] H. Wardoyo and Y. Setiakarnawijaya, “Systematic Literature Review: Research on Pencak Silat using Vos Viewers in the Scopus Database for 2018-2022,” Kinestetik : Jurnal Ilmiah Pendidikan Jasmani, vol. 7, no. 1, pp. 76–81, Mar. 2023, doi: 10.33369/jk.v7i1.26035.

[27] M. C. Anam and F. H. Mulyatno, “Tari bantengan di dusun randegan, desa jatirejo, kabupaten mojokerto,” Greget, vol. 18, no. 2, pp. 140–148, 2019.

[28] C. A. D. Sari and Sukarman, “KESENIAN BANTENGAN ING TLATAH KABUPATEN KEDIRI LAN KABUPATEN MOJOKERTO,” JOB (Jurnal Online Baradha), vol. 2, no. 3, pp. 1–12, 2014, doi: https://doi.org/10.26740/job.v2n3.p%p.

[29] I. Jonathan, P. W. Harsanto, and R. M. N. Basuki, “PERANCANGAN BUKU ESAI FOTOGRAFI KESENIAN TRADISIONAL BANTENGAN DI KOTA MOJOKERTO,” DKV Adiwarna, vol. 1, no. 8, pp. 1–10, 2016.

[30] D. Amyningtyas and D. Mayasari, “MAKNA KONSEPTUAL DALAM VIDEO NARASI LISAN BANTENGAN LASKAR GUNUNG JATI JATIREJO MOJOKERTO,” Sastranesia, Jurnal Pendidikan Bahasa & Sastra Indonesia, vol. xxx, no. x, pp. 1–12, 2019.

[31] A. Khoyyum, A. Faris, I. U. Thoriqoh, and L. Nisak, “SENI TRADISIONAL BANTENGAN DI DUSUN BORO PANGGUNGREJO GONDANGLEGI MALANG : SEBUAH KAJIAN ETNOGRAFI,” Jurnal Penelitian Ilmiah Intaj, vol. 1, no. 2017, pp. 49–76, 2017.

[32] M. Fadeli, A. Alfraita, and A. K. A. Wibowo, “Eksistensi perempuan dalam pelestarian budaya lokal seni bantengan di kecamatan pacet mojokerto di tengah diterminasi teknologi komunikasi,” in “Penguatan Kapasitas Sumber Daya Manusia Menuju Indonesia Emas 2024,” 2024, pp. 30–38.

[33] R. D. Desprianto and A. Andayani, “KESENIAN BANTENGAN MOJOKERTO KAJIAN MAKNA SIMBOLIK DAN NILAI MORAL,” AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah, vol. 1, no. 1, pp. 150–163, 2013.

[34] RM. B. K. Negoro and D. C. R. A, “Pendampingan masyarakat dalam pelestarian budaya bantengan di kabupaten mojokerto,” Jurnal Pengabdian Dharma Wacana, vol. 1, no. 2, pp. 51–58, 2020.

[35] M. Nashichuddin, M. G. R., and P. L. P, “MAKNA DAN TRANSMISI MANTRA PEMANGGILAN ARWAH KESENIAN JAWA BANTENGAN DAERAH MBURING MALANG JAWA TIMUR,” Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia (JPBI), vol. 6, no. 1, pp. 57–64, 2018

[36] Nurida Finahari, Gatot Soebiyakto, Angga Qurniawan. 2024. Identifikasi Konfigurasi Langkah dan Kuda-kuda Pemain Bantengan Malangan Sebagai Dasar Konsep Biomekanika Ketangguhan Tubuh. Program Hibah Penelitian Internal – Perintis. LPPM Universitas Widya Gama. Malang.

Downloads

Published

2025-04-02