UPAYA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PENGRAJIN USUK BAMBU DIDESA GUNUNGREJO SINGOSARI KABUPATEN MALANG

Authors

  • Muh. Muksim Program Studi S1 Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Widyagama Malang
  • Dedi Usman Effendy Program Studi S1 Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Widyagama Malang
  • Diky Siswanto Program Studi S1 Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Widyagama Malang

Abstract

Pada dasarnya industri pengrajin kasau bambu di pinggiran Kabupaten Malang tepatnya di dusun Krewe Gunungrejo Singosari Malang kurang lebih 75% dari jumlah penduduk 1 RW 303 KK dan 6 RT. Sebelum kemerdekaan silam sudah melakukan usaha kasau bambu, hanya berbekal alat palu, linggis, pahat, kapak, dan arit. Dengan bahan dasar bambu dapat dihasilkan kasau dan gedek.Pada dasarnya masalah yang dihadapi mitra ada dua aspek utama yaitu masalah produksi dan masalah manajemen adalah masalah proses perataan kasau bambu yang kurang bagus dan membutukan waktu yang lama, masih menggunakan sistem pemasaran konvensional yang ditawarkan dari desa ke desa atau door to door, masalah kontrol kualitas produk, kurangnya kontrol kualitas produk yang dapat menjamin kualitas produk, belum dilakukan pembukuan yang tertib, arus kas masih belum jelas, tidak ada neraca bulanan, dan sejenisnya, target luaran dan solusi dari program ini adalah memproduksi usuk bambu dengan kualitas yang lebih baik sehingga pengrajin lebih berkembang dan memiliki segmentasi pasar yang lebih luas, menghasilkan alat penghalus bambu yang dapat digunakan untuk menghaluskan bambu utuh menjadi satu usuk yang halus sehingga pembuatan kasau dari bambu tidak menjadi kendala dalam proses produksi, sehingga terjadi sistem pengelolaan keuangan pada perajin sehingga semua transaksi dapat tercatat dan ternalisa dengan baik.

References

. Arsad, E 2013. Peningkatan Nilai Tambah Bambu Non Komersial Sebagai Bahan Baku Pembuatan Pellet Bambu. Baristand Industri Banjarbaru. 24 halaman.

. Inbar, 2005. dalam Arsad, E, 2014. Global Forest Resources Assessment. Update 2005. Indonesia Cauntry Report on Bamboo Resources. Forest Resources Assessment Working Paper (Bamboo) Food and Agreculture Organization of The United Nations, Forestry Departement and International Network for Bamboo and Rattan. Jakarta.

. Krisdianto, (2006) dalam Desi Mustika, A dan Kuswarini, S. (2007). Analisa Sifat-Sifat Arang Dari Tiga Jenis Bambu. Warta Balai Industri Banjarbaru. Vol. XXII No. 2 Desember 2007.

. Kanoh, M. (2009). Luas areal bambu di Kab. Hulu Sungai Selatan. Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan.

. Kusuma. B.W, 2006. Mengangkat gengsi bambu dalam arsitektur modern. Harian Kompas terbitan 23 April 2006

. Misdarti, 2006. dalam Arhamsyah (2011). Kualitas bambu laminasi Asal Kabupaten Toraja, Sulawesi Selatan. Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol. 24 No. 3 Puslitbang Hasil Hutan. Bogor

. Mohamad S, Hidayat, 2012. Bambu sebagai produk ramah lingkungan guna meningkatkan ekonomi kerakyatan yang berkelanjutan. Pidato Menteri Perindustrian. Pada pembukaan forum pengembangan bambu nasional. Jakarta, 23 Oktober 2012.

. Novriyanti, E. 2005. dalam Arsad, E (2014), Bambu tanaman Multi manfaat Pelindung tepian Sungai. Info Hasil Hutan Vol 2. No. 1. Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Hasil Hutan.

. Syahrany Noor, G. 2009. Kayu Lapis Berinti Bambu. Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Provinsi Kalimantan Selatan. Vol 1. No. 1. Banjarmasin.

. Sunarko, Ken, Punuwun, Djoko dan Soepriyatmono, (2012). Kerajinan Bonggol Bambu Sebagai Komoditas Unggulan. Sentra Industri Kreatif di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah

Downloads

Published

2023-08-18

Issue

Section

Articles