Analysis of competitiveness of sugarcane farming: A case study in Kampung Beru Village, South Sulawesi
DOI:
https://doi.org/10.31328/jsed.v6i1.3788Keywords:
competitiveness analysis, policy analysis matrix, sugarcane, sugar industryAbstract
The sugarcane based sugar industry is a source of income for sugarcane farmers and workers in the industry. However, farmers often complain about the high price and cost of farming, which result in a decrease in the quality of sugarcane. The survival of sugarcane farmers is threatened, including those in Kampung Beru Village as one of the largest suppliers of sugarcane for Takalar Sugar Factory. This study aims to explore the competitiveness of sugarcane farming based on competitive and comparative advantages. Data collection was carried out through interviews and focus group discussion (FGD) involving 76 farmers. Policy analysis matrix (PAM) was utilized for data analysis. The results showed that the private cost ratio (PCR) value, an indicator of competitive advantage, was >1 (1.048), suggesting that sugarcane farming does not have a competitive advantage. Domestic resource cost ratio (DRCR) as an indicator of comparative advantage had a value of >1 (1.795), indicating that sugarcane farming also has no comparative advantage. Sugarcane farming has extremely low competitiveness. Hence, the government is advised to increase sugarcane productivity by conducting campaigns to use superior seeds, increase the efficiency of production facilities, revise purchase price standards, and regulate the marketing system.JEL Classification A10; B40; B55References
Andala, A., Abidin, Z. dan Situmorang, S. (2014). Keunggulan Kompetitif dan Komparatif Usahatani Manggis di Kabupaten Tanggamus. JIIA, 2 (3), p.9.
Ariani, M., Askin, A. dan Hestina, J. (2006). Analisis Daya Saing Usahatani Tebu di Provinsi Jawa Timur. SOCA (Socio-Economic of Agriculturre and Agribusiness), p.19.<https://ojs.unud.ac.id/index.php/soca/article/view/ 4113>[Diakses 29 Jan. 2019].
Azh, A. dan Suhartini, S. (2016). Analisis Keunggulan Komparatif Usahatani Tebu (Studi di Desa Wates, Kecamatan Ranuyoso, Kabupaten Lumajang). HABITAT, 27 (1): 25–36.
Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Takalar. (2018). Kecamatan Polongbangkeng Utara dalam Angka 2018. Takalar. https://takalarkab. bps.go.id.
Balitbangtan, Kementerian Pertanian. (2019). Rawat Ratoon Tebu. BALITTAS, Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat, Malang. [Diakses 15 Agustus. 2019].
Bakri, S. et al. (2020). Small scale corporate model and rice farming efficiency, IOP Conf. Ser.: Earth Environ. Sci. 575 012100
Bank Indonesia. (2017). Informasi Kurs. Jakarta. https://www.bi.go.id.
Daryanto, A. (2010). Keunggulan Daya Saing dan Teknik Identifikasi Komoditas Unggulan dalam Mengembangkan Potensi Ekonomi Regional. [Diakses 02 September. 2019].
Dianpratiwi, T., Wibowo, E.P.dan Wibowo, H.(2018). Daya Saing Usahatani Tebu terhadap Komoditas Eksisting di Wilayah Kerja Pabrik Gula Wonolangan Kabupaten Probolinggo Tahun 2018. Journal of Sustainable Agriculture, 33 (1): 57-67.
Fajeriana, N. (2018). Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk Komoditas Pertanian di Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar. Median, X (1): 9-17.
Gittinger, J.P. (1986). Analisis Ekonomi Proyek-proyek Pertanian. Terjemahan. Edisi Kedua. UI-Press dan John Hopkins. Jakarta.
Gustiana, E. (2017). Analisis Pendapatan dan Distribusi Pendapatan Usahatani Tebu Rakyat di Kecamatan Bungamayang Kabupaten Lampung Utara. Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Lampung 2017, p.70.
Kementerian Perdagangan RI. (2015). Analisis Lelang Gula PTPN/Petani dalam Rangka Stabilisasi Harga. Jakarta: Pusat Kebijakan Perdagangan Dalam Negeri. https:// www.kemendag.go.id.
Kementerian Pertanian RI. (2016). Outlook Tebu. Jakarta: Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian. https://www.ditjenbun.pertanian.go.id.
Kurniawan, Y.P.B. (2016). Keunggulan Komparatif dan Kompetitif Gula Tebu Besuki Raya: Sebuah Pengembangan Analisis Kebijakan. Seminar Nasional Hasil Pene-litian dan Pengabdian Masyarakat, pp.104-108.
Malian, A.H. dan Syam, A. (2016). Daya Saing Usahatani Tebu di Jawa Timur. Forum Penelitian Agro Ekonomi, 14(1), pp.1–11.
Mantau, B., Bachtiar dan Aryanto. (2012). Analisis Daya Saing Usahatani Jagung di Kabupaten Bolaang Mongondow Provinsi Sulawesi Utara.Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 15 (1): 10-22.
Monke, E.A dan Scott R. Pearson. (1989). The Policy Analysis Matrix for Agricultural Development. Cornell University Press, Ithaca.
Mulyono, D. (2012). Analisis Usahatani Tebu di Lahan Tegalan Kasus di Kabupaten Bondowoso. Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia, 8(1): 51-56. <http://ejurnal.bppt.go.id/index.php/JSTI/article/view/744> [Diakses 27 Jan. 2019].
F., Asriani, P.S. dan Badrudin, R. (2014). Analisis Daya Saing Usahatani Kopi Robusta (Coffea canephora) di Kabupaten Rejang Lebong. Jurnal AGRISEP, 13(1), pp.1–14.
Nugraha, T.A. (2015). Analisis Keuntungan dan Daya Saing Usahatani Buah Naga di Desa Marga Jasa Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. Universitas Lampung, pp. 1-96.
Lestari, M.D. (2017). Analisis Usahatani Tebu (Studi Kasus di Kecamatan Ngantru Kabupaten Tulungagung). Jurnal Agribisnis Fakultas Pertanian Unita - Oktober 2017, p.7.
Oni, T. O. (2016). Economic analysis of profitability and competitiveness of sugarcane enterprise in Nigeria. Journal of Development and Agricultural Economics, 8(6), 160-171.
Pearson, S., C. Gotsch dan S. Bahri. (2005). Aplikasi Policy Analysis Matrix pada Pertanian Indonesia. Edisi Pertama. Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.
Prawiro, M.K. (2011). Usahatani Tebu (Saccharum Officinarum) antara Sistem Bongkar Ratoon dengan Sistem Rawat Ratoon di Wilayah Kecamatan Prambon. Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional "Veteran", p.25.
Prayuginingsih, H., Santosa, H.T., Hazmi, M. dan Rizal, S.F. (2012). Peningkatan Daya Saing Kopi Rakyat di Kabupaten Jember. JSEP, 6 (3): 26-40.
Rohmah, W., Suryantini, A. dan Hartono, S. (2016). Analisis Pendapatan dan Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga Petani Tebu Tanam dan Keprasan di Kabupaten Bantul. Agro Ekonomi, 24 (1): 5465. [Diakses 27 Jan. 2019].
Saskia, D.Y. (2012). Biaya dan Pendapatan Usahatani Tebu Menurut Status Kontrak (Studi Kasus di PT IGN Cepiring, Kabupaten Kendal). Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro,p.53.
Setiawan, K., Hartono, S. and Suryantini, A. (2014). Analisis Daya Saing Komoditas Kelapa di Kabupaten Kupang. AGRITECH, 34(1), p.6.
Sinaga, M.S. (2008). Analisis Nilai Tambah dan Daya Saing serta DampakKebijakan Pemerintah terhadap Industri Tempe di Kabupaten Bogor . [Diakses 20 Agustus. 2019].
Suryana, A. dan Agustian, A. (2016). Analisis Daya Saing Usahatani Jagung di Indonesia. Analisis Kebijakan Pertanian, 12(2), p.143.
Tinaprilla, N. dan Departemen Agribisnis FEM, I.P.B. (2012). Analisis Efisiensi Usahatani Tebu di Jawa Timur. Jurnal Littri, 18 (4): 162-172. <http://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/1564> [Diakses 27 Jan. 2019].
Syakir, M., Deciyanto, S. dan Damanik, S. (2016). Analisis Usahatani Budidaya Tebu Intensif: Studi Kasus di Kabupaten Purbalingga. Buletin Tanaman Tembakau, Serat dan Minyak Industri, 5 (2), p.51.
Widyawati, W. (2018). Analisis Perbandingan Biaya dan Pendapatan Usahatani Tebu Sistem Tanam Rawat Ratoon pada Lahan Sawah dan Lahan Tegal di Jawa Timur. JEPA, 2 (2):102–110.
World Bank. 1989. World Development Report (1989): Financial Systems and Development. New York: Oxford University Pres [Diakses 05 Mei. 2019]
World Bank, (2017). Pinksheet: Commodity Price Data. Washington.www. world-bank. org
Yanutya, P.A.T. (2013). Analisis Pendapatan Petani Tebu di Kecamatan Jepon. Economics Development Analysis Journal, 2 (4), p.11.
Zainuddin, A. dan Wibowo R. (2018). Analisis Potensi Produksi Tebu dengan Pendekatan Fungsi Produksi Frontir di PT Perkebunan Nusantara X.PANGAN, 27 (1): 33-42.
